BANDAR LAMPUNGLAMPUNG

Jaga Mutu Perkuliahan, Univ. Saburai Gelar FGD

Berita24.id  : Bandar Lampung – Seiring pandemi corona virus disease (Covid)-19, proses belajar dan perkuliahan dilaksanakan dengan daring (online).

Pihak perguruan tinggi (PT) pun dituntut untuk kreatif agar mutu perkuliahan tetap terjaga dan tidak malah membosankan.

Itulah mengapa Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (Saburai) menggelar focus group discussion (FGD) dan Diskusi Nusantara.

Dua kegiatan ini dilaksanakan dua hari berturut-turut, Rabu dan Kamis (13-14/5/2020).

FGD yang dimoderatori dosen teknik Universitas Saburai, Fery Hendi Jaya ini tak hanya membidik mahasiswa. Namun juga dosen, guru, dan pelajar.

Hadir empat orang narasumber. Masing-masing dosen komputer Sri Ipnuwati; dosen psikologi Tansri Adzlan Syah; dosen bahasa Inggris Adelina Anum; dan dosen ilmu komunikasi Hanindyalaila Pienrasmi.

Mengangkat tema ’Belajar di rumah aja dalam upaya penanggulangan Covid-19 di mata milenial’, FGD berjalan interaktif.

Sri Ipnuwati memaparkan peran teknologi informasi dalam dunia pendidikan untuk kaum milenial.

Menurut dosen STMIK Pringsewu ini, teknologi informasi –yang memungkinkan terlaksananya kuliah daring, belajar dari rumah, atau seminar online, menuntut pendidik maupun peserta didik mampu menyesuaikan diri.

Ada kelebihan dari sistem ini. Yaitu menghemat biaya pengeluaran, fleksibel, dan mendekatkan diri pada keluarga.

Sementara kekurangannya, aktivitas keluarga terganggu, jam kerja tidak teratur, kurang termotivasi, dan biaya listrik serta internet membengkak.

Sementara, Tansri, fokus pada learn from home yang di awal terasa menyenangkan dengan melepaskan kewajiban belajar di kampus.

Namun seiring waktu, perasaan menyenangkan berubah menjadi terbebani dengan tugas, pikiran kurang fokus, terjadi jarak dengan keluarga, kurang termotivasi, dan jenuh.

”Maka kunci utamanya adalah cepat beradaptasi pada perubahan,” paparnya.

Narasumber lainnya, Adelina, mengangkat tema ’Etika Berbahasa dalam Pembelajaran Daring’. Dia menyebut bahasa menunjukkan etika.

”Karenanya penggunaan bahasa perlu diperhatikan karena menunjukkan etika kita dalam berbahasa,” ungkapnya.

Sedangkan Hanindyalaila menekankan pada materi komunikasi dialogis pada proses adaptasi pembelajaran daring. (*)