Disandera Bocor Jantung, Balita Dipesawaran Butuh Perawaran Intensif
Berita24.co.id : Pesawaran — Aulia Asih Gavaputri (2), seorang balita cantik dengan raut wajah imut dan senyumnya yang manis, tampak saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Kondisi tubuh balita yang tepat berumur 20 bulan itu terlihat mungil tidak normal, akibat stunting dan gizi buruk. Bahkan berat bobot tubuhnya hanya 7 kilogram dibawah rata-rata kondisi ideal balita normal lain yang seharusnya mencapai 9 hingga 10 kilogram.
Anak balita dari pasangan bapak Juli Irawan dan ibu Priska Apriani warga Desa Keagungan Ratu, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran itu didiagnosa mengalami kebocoran pada jantungnya.
Sang ibu Priska Apriani (24) harus mengurus buah hatinya meskipun memiliki berbagai keterbatasan.
Priska Apriani mengatakan, balita yang ia beri nama Aulia Asih Gavaputri lahir dalam keadaan normal sama seperti bayi lainnya. Namun hal tersebut berubah saat Aulia Asih Gavaputri menginjak usia 40 hari sejak kelahirannya.
Karena kondisi yang semakin memprihatinkan, Aulia Asih Gavaputri menjalani perawatan intensif pertama di Rumah Sakit GMC Pesawaran, akibat penyakit bocor jantung yang dideritanya.
“Saat kami mengetahui anak kami kena penyakit bocor jantung sampai wajah anak saya membiru, saya sempat khawatir, dan sempat dirawat di GMC,” kata Priska.
Juli Irawan (27) yang merupakan ayah dari Aulia Asih Gavaputri mengatakan, anaknya sempat kembali dirawat intensif sebanyak 4 kali di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pesawaran, namun karena keterbatasan tenaga medis dan peralatan medis, maka pihak RSUD Pesawaran menyarankan harus dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung.
“Anak saya sudah menjalani beberapa kali perawatan intensif di rumah sakit GMC dan di RSUD Pesawaran namun kondisi anak kami cenderung belum membaik, karena itu pihak RSUD Pesawaran menganjurkan kami untuk di rujuk ke RSUD Abdoel Moeloek untuk menjalani operasi di rujuk ke rumah sakit di Jakarta,” kata Juli.
Namun, Juli menyesalkan, karena BPJS yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat sudah di non aktifkan atau tidak aktif lagi sejak tahun 2023 lalu, dan dirinya juga memiliki keterbatasan ekonomi dan tidak mampu untuk membayar BPJS reguler.
“Ketika saya mau buat BPJS ke kantor BPJS Kesehatan, kuota BPJS gratis tidak ada padahal kondisi darurat ini saya perlu untuk pengobatan anak saya,” ucapnya.
“Dan saya juga sudah koordinasi dengan pak kades dan bidan desa, namun tidak ada solusi karena tidak ada kuota dari BPJS gratis, dan kami hanya di suruh menunggu saja. Bidan desa juga ngomong ke saya untuk mengaktifkan BPJS itu harus ada orang yang lebih tinggi yang mengurusnya,” papar Juli.
Ia mengatakan, untuk biaya operasi tersebut pihak RSUD Pesawaran memperkirakan biaya operasi sekitar Rp. 40 juta hingga Rp 45 juta apabila dilakukan tindakan operasi nantinya.
“Karena BPJS anak saya tidak aktif disuruh ganti ke BPJS berbayar namun kami tidak mampu untuk membayar, kalau menggunakan BPJS reguler,” sesalnya.
Selain itu, Juli berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Pesawaran khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran bisa membantu untuk pengobatan sang anak Aulia Asih Gavaputri.
“Ya harapan saya pemerintah bisa membantu saya agar BPJS anak saya aktif, karena tanggal 18 September besok harus dirujuk secepatnya mengingat kondisi anak saya yang semakin memburuk, dan saya diberikan batas waktu 5 hari ini anak saya harus kontrol dan rujuk ke RSUD Abdoel Moeloek, kalau tida ada BPJS ini ya tertunda terus sampai BPJS nya aktif,” harapnya.
Terpisah, Kepala UPT Puskesmas Kali Rejo, Bety Nila Sari yang diwakili bendahara UPT Puskesmas Kalirejo, Ratna mengatakan, karena kondisi darurat pihaknya menyarankan untuk melakukan pemberkasan untuk pengaktifan BPJS Kesehatan melalui surat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran.
“Kalau kami ada keterbatasan wewenang, maka kami menyarankan untuk meminta surat rekomendasi untuk mengaktifkan BPJS Kesehatan dan membawa surat keterangan surat tidak mampu dari pihak desa dan surat pendukung atau pengobatan dari RSUD Pesawaran,” kata Ratna. (fahmi)